3 Langkah Mengubah IT dari Cost Center menjadi Profit Center

Rekan-rekan IT Executives sekalian,

Selama puluhan tahun, departemen IT telah beroperasi di bawah satu paradigma yang sama: menjadi cost center. Sebuah unit pendukung yang esensial, berfokus pada efisiensi, stabilitas, dan menjaga operasional tetap berjalan—atau “menjaga lampu tetap menyala”.

Namun, sebagai seorang pemimpin visioner di era digital, Anda pasti setuju bahwa warisan (legacy) kepemimpinan Anda tidak akan diukur dari seberapa efisien biaya yang berhasil Anda tekan.

Warisan Anda akan diukur dari seberapa besar pendapatan baru, model bisnis inovatif, dan keunggulan kompetitif yang berhasil Anda ciptakan melalui teknologi. Pergeseran dari manajer biaya menjadi arsitek pendapatan adalah transformasi paling krusial yang harus Anda pimpin saat ini.

Untuk memimpin pergeseran fundamental tersebut, diperlukan sebuah kerangka kerja yang jelas. Berikut adalah panduan strategis tiga langkah untuk mentransformasi departemen Anda dari pusat biaya menjadi mesin profit yang diakui.

Langkah 1: Merekalibrasi Narasi dan Mindset

Langkah pertama bukanlah tentang teknologi; ini tentang psikologi dan komunikasi. Anda tidak akan pernah mendapatkan anggaran untuk inovasi yang menghasilkan pendapatan jika percakapan di tingkat dewan direksi masih terjebak pada pemotongan biaya operasional.

Kerangka Aksi Anda:

  • Geser Percakapan di Meja Direksi: Hentikan pelaporan yang berfokus pada metrik teknis seperti uptime atau jumlah ticket. Mulailah secara proaktif menyajikan bagaimana inisiatif IT berdampak langsung pada metrik bisnis. Ganti bahasa Anda dari “biaya” menjadi “investasi”. Tunjukkan bagaimana proyek teknologi baru akan berdampak pada EBITDA, mempercepat time-to-market, atau membuka pangsa pasar baru.
  • Tanamkan Kultur Komersial Internal: Transformasi ini harus dimulai dari dalam tim Anda. Dorong para manajer IT untuk mengembangkan business acumen. Mereka harus memahami bagaimana perusahaan menghasilkan uang. Sesuaikan KPI tim Anda: dari “menyelesaikan proyek tepat waktu” menjadi “mendukung peluncuran produk yang menghasilkan pendapatan X”.

Contoh Konkret: Evolusi IT di Sektor Perbankan Lihatlah bagaimana bank-bank besar di Indonesia seperti BCA mentransformasi tim IT mereka. Dulu, fokus utamanya adalah stabilitas dan keamanan transaksi—peran cost center klasik. Hari ini, dengan hadirnya myBCA dan ekosistem digitalnya, tim IT adalah motor inovasi utama. Mindset mereka telah direkalibrasi dari “menjaga stabilitas” menjadi “menciptakan pengalaman digital terbaik” untuk akuisisi dan retensi nasabah, yang secara langsung berkontribusi pada profitabilitas.

Langkah 2: Mentransformasi Output dari Layanan menjadi Aset

Setelah Anda mengubah narasi, Anda harus mengubah output aktual dari departemen Anda. Cara paling ampuh untuk menjadi profit center adalah dengan secara harfiah menghasilkan profit. Seringkali, departemen IT tanpa sadar duduk di atas “tambang emas” yang belum dimonetisasi.

Kerangka Aksi Anda:

  • Kapitalisasi Aset Internal: Lakukan audit menyeluruh terhadap perangkat lunak, platform, atau algoritma yang telah dikembangkan tim Anda untuk penggunaan internal. Apakah Anda memiliki sistem manajemen logistik yang superior? Algoritma deteksi penipuan yang canggih? Platform analitik data yang unik? Evaluasi potensi untuk mengemasnya kembali (re-package) menjadi produk komersial (SaaS, PaaS) dan menjualnya ke perusahaan lain.
  • Bentuk Mesin Inovasi Produk: Jangan hanya menunggu permintaan dari unit bisnis lain. Alokasikan sumber daya khusus (misalnya, tim agile kecil) yang bertugas secara proaktif mengembangkan produk digital baru yang dapat menjadi aliran pendapatan mandiri bagi perusahaan.
 

Contoh Konkret: Lahirnya Lini Bisnis Baru dari Kebutuhan Internal Contoh paling jelas di Indonesia adalah GoTo (Gojek). Awalnya, mereka membangun sistem pembayaran digital (GoPay) dan jaringan logistik (GoSend) murni sebagai layanan pendukung untuk layanan utama ride-hailing mereka. Mereka bisa saja berhenti di situ dan menganggapnya sebagai cost center. Namun, mereka menyadari bahwa platform tersebut adalah aset teknologi yang sangat berharga. Mereka mentransformasikannya menjadi lini bisnis tersendiri, yang kini tidak hanya melayani ekosistem internal tetapi juga menjadi profit center besar yang melayani ribuan merchant eksternal.

Langkah 3: Mengelola dengan Akuntabilitas Penuh sebagai Lini Bisnis

Untuk diakui sebagai profit center, Anda harus mulai mengelola departemen Anda seperti profit center—dengan disiplin dan akuntabilitas finansial penuh. Transparansi adalah kunci untuk membangun kepercayaan dengan CFO dan jajaran direksi lainnya.

Kerangka Aksi Anda:

  • Operasikan dengan Laporan Laba Rugi (P&L) Sendiri: Ini adalah langkah paling transformatif. Bekerja samalah dengan tim keuangan untuk membuat P&L bagi departemen IT. Definisikan dengan jelas apa yang menjadi “Pendapatan” (misalnya, pendapatan dari produk SaaS eksternal, alokasi biaya internal yang transparan, atau bahkan penghematan biaya operasional yang terkuantifikasi) dan apa yang menjadi “Biaya” Anda. Ini memaksa Anda untuk berpikir seperti seorang General Manager.
  • Ganti KPI Teknis dengan Metrik Bisnis: Hentikan pelaporan metrik yang hanya berarti bagi tim IT. Adopsi metrik yang dipahami oleh seluruh C-suite. Ganti “Server Uptime” dengan “Dampak Pendapatan per Jam Ketersediaan Sistem”. Ganti “Waktu Penyelesaian Proyek” dengan “Time-to-Revenue” dari produk baru yang Anda luncurkan.
 

Contoh Konkret: Mengelola Infrastruktur sebagai Bisnis Perusahaan seperti Telkom Indonesia mengelola aset infrastruktur digital mereka (seperti data center melalui anak usahanya NeutraDC) bukan sebagai cost center internal. Mereka mengelolanya sebagai lini bisnis strategis yang harus menghasilkan profit. Unit ini diukur kinerjanya bukan hanya dari uptime, tetapi dari metrik bisnis yang jelas: tingkat okupansi, pendapatan per rak, dan margin keuntungan. Ini adalah contoh sempurna dari akuntabilitas P&L yang diterapkan pada fungsi yang secara tradisional dianggap teknis.

Membangun Warisan Anda sebagai Arsitek Bisnis

Rekan-rekan IT Executives, peran Anda sebagai pemimpin kini telah berevolusi jauh melampaui seorang manajer teknologi. Anda berada di posisi unik untuk menjadi seorang arsitek bisnis.

Dengan menerapkan tiga langkah ini—merekalibrasi narasi, mentransformasi output, dan mengelola dengan akuntabilitas penuh—Anda dapat memimpin pergeseran departemen Anda dari sekadar pusat biaya menjadi pendorong utama profitabilitas. Itulah warisan kepemimpinan yang akan diingat.

Ubah Teknologi dari Beban Biaya menjadi Mesin Pertumbuhan

Bangun masa depan bisnis Anda dengan IT Master Plan Strategis yang menyelaraskan setiap investasi  teknologi dengan tujuan perusahaan Anda

Tanpa komitmen, dapatan insight awal hanya dalam 60 menit.